Sabung ayam juga menjadi sebuah peristiwa politik pada masa lampau.
Kisah kematian Prabu Anusapati dari Singosari yang terbunuh saat
menyaksikan sabung ayam. Kematian Prabu Anusapati terjadi pada hari
Budha Manis atau Rabu Legi ketika di kerajaan Singosari sedang
berlangsung keramaian di Istana Kerajaan salah satunya adalah
pertunjukan sabung ayam. Peraturan yang berlaku adalah siapapun yang
akan masuk kedalam arena sabung ayam dilarang membawa senjata atau
keris. Sebelum Anusapati berangkat ke arena sabung ayam, Ken Dedes ibu
Anusapati menasehati anaknya agar jangan melepas keris pusaka yang
dipakainya jika ingin menyaksikan sabung ayam yang diselenggarakan di
Istana, tetapi sesaat sabung ayam belum dilakukan Anusapati terpaksa
melepaskan kerisnya atas desakan Pranajaya dan Tohjaya. Pada saat itu
diarena terjadi kekacauan dan akhirnya peristiwa yang dikuatirkan Ken
Dedes terjadi dimana kekacauan tersebut merengut nyawa Anusapati yang
tergeletak mati diarena sabung ayam dibunuh adiknya Tohjaya tertusuk
keris pusakanya sendiri. Kemudian jenasah Anusapati dimakamkan di Candi
Penataran dan kejadian itu tetap dikenang orang, Anusapati adalah kakak
dari Tohjaya dengan ibu Ken Dedes dan bapak Tunggul Ametung sedangkan
Tohjaya adalah anak dari Ken Arok dengan Ken Umang itu memang
diriwayatkan memiliki kesukaan menyabung ayam. Memang dalam cerita
rakyat terutama Ciung Wanara mengisahkan bahwa keberuntungan dan
perubahan nasib seseorang ditentukan oleh kalah menangnya ayam di arena
sabung ayam, begitu juga Anusapati bukan kalah dalam adu ayam tetapi
dalam permainan ini ia terbunuh.
Wednesday, May 18, 2016
SEJARAH SABUNG AYAM
Agen Sabung Ayam - Permainan Sabung Ayam di pulau Jawa berasal dari folklore (cerita rakyat) Cindelaras yang memiliki ayam sakti dan diundang oleh raja Jenggala, Raden Putra untuk mengadu ayam. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras. Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras
berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai
mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. Akhirnya raja mengakui kehebatan
ayam Cindelaras dan mengetahui bahwa Cindelaras tak lain adalah putranya sendiri yang lahir dari permaisurinya yang terbuang akibat iri dengki sang selir.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment